Cast :
Kim Heechul
Hankyung
Choi Siwon
OC :
Park Jungsoo
Lee Hyukjae
Jungmo
Lee Donghae
Genre : YAOI/Romance-Drama/Violence/PG-18 (DON'T LIKE DON'T READ)
TYPO BERTEBARAN, BERSERAKAN, BERHAMBURAN, LALU BERTERBANGAN
Author : @HEEBONGIEE
/ DesiHouse
Inspiration : LadyVampAsia story
LET'S READ (?)
#############################################################
#############################################################
Ubin hitam putih kotak-kotak terpampang luas dibawah meja, dan dibawah kaki
pelanggan café dan staff. Heechul menatap kosong lantai saat ia bersandar di
dinding café. Rambut hitamnya dikuncir model buah apel, wajahnya tanpa make-up,
ia mengenakan celemek putih yang telah bernoda dan celana jeans lusuh dengan
kaos pink. Heechul mencoba melupakan apa yang terjadi dengannya malam itu.
"Heechul hyung!" panggilan tersebut membuat Heechul tersadar dari
lamunannya.
"Ssssttt~" Heechul menyuruh rekan kerjanya untuk diam. Kepalanya
terasa sakit saat mendengar teriakan tadi. "Jangan terlalu keras,
Eunhyuk-ah. Kepalaku sakit mendengarnya,"
"Kau memang selalu memiliki sakit kepala hyung," Eunhyuk
mengerutkan keningnya. "Bagaimana semalam? Kau pulang jam berapa
hyung?"
"Aku sampai dirumah jam 5 pagi," jawab Heechul. Dia melirik lelah
ke arah teman kerjanya. Eunhyuk adalah orang yang baik, lembut, santun, dan
suka tertawa, tapi kadang ia menyebalkan, dia terlalu perduli dan khawatir
kepada orang lain secara berlebihan.
"Jangan menatapku seperti itu, Eunhyuk," tegas Heechul. "Aku
sudah tidur beberapa jam, jadi aku baik-baik saja."
"Hyung, kau tidak bisa terus minum-minum seperti itu." celoteh
Eunhyuk. "Pertama, itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kedua, kau selalu
terlihat pucat. Ketiga, jika hyung terus seperti ini maka hyung akan
dipecat."
"Aku tidak akan dipecat," Heechul kembali melamun, pikirannya
melayang kepada pemilik café tempat ia bekerja. "Kau tau mengapa…"
"Aku tahu," jawab Eunhyuk dengan napas panjang. "Aku hanya
tidak mengerti kenapa hyung masih bekerja disini setelah apa yang dia lakukan
terhadapmu hyung,"
"Dia membayar gajiku dengan baik, lagipula dia tak akan pernah mau
memecatku," Heechul menghela nafas. "Aku butuh udara, Eunhyuk-ah bisa
kau gantikan aku bekerja sebentar?"
"Tentu saja," Eunhyuk tersenyum. "Tapi jangan lama-lama
hyung, aku harus mengantarkan minuman ini ke meja disebelah sana,"
"Oke, thanks," jawab Heechul singkat
Heechul keluar café dan pergi ke gang kecil dibelakang café. Dia bersandar
pada dinding yang dingin dan mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan
dirinya. Eunhyuk benar, ia harus berhenti dari pekerjaannya disini, tapi gaji
disini terlalu sayang untuk ditinggalkan.
"Bukankah kau seharusnya bekerja, baby?" suara halus dan akrab
ditelinga Heechul menyapanya, menyebabkan Heechul sedikit gemetar dan ingin
segera pergi dari sana.
Pria tampan dengan rambut gelap bersandar pada dinding disebelah tempat
sampah tak jauh dari Heechul berdiri saat ini. Dia tinggi dan memiliki bentuk
tubuh yang bagus. Sambil menghisap rokok pria itu menyeringai kepada Heechul.
"Aku akan kembali ke dalam," Heechul berbalik untuk pergi, tapi
tiba-tiba berhenti ketika tangan kekar menyambar lengannya dengan kuat.
"Apa kabarmu Heechul? Sudah beberapa minggu ini kita tak pernah
bertemu dan berbicara,"
"Lepaskan tanganku, Siwon-ah," pinta Heechul dengan nada datar.
"Aku harus kembali bekerja,"
"Kau dapat istirahat sebentar," ucap Siwon. "Aku takkan
memecatmu,"
"Aku tahu kau tidak akan memecatku," jawab Heechul. "Aku
tidak bisa berada disini, tidak denganmu."
"Dengarkan aku dulu, baby." Siwon mengeratkan pegangannya di
lengan Heechul
"Siwon, lepaskan tanganku, sakit." Heechul meringis pelan karena
Siwon memegang tangannya sangat kuat.
Siwon melepaskan lengan Heechul dan menatapnya dalam-dalam.
"Aku sudah bilang, aku tak bermaksud menyakitimu, Heechul-ah, aku
sedang mabuk dan tanpa sadar aku memukulimu," jelas Siwon. "Maafkan
aku, baby…aku…"
"Cukup." potong Heechul. "Aku pernah mendengar permintaan
maaf seperti itu darimu, dan kau tetap menyakitiku setiap kau mabuk. Kau
terlalu sering menyakitiku Siwon-ah, bahkan aku masih memiliki bekas luka akibat
pukulanmu."
"Heechul, aku…"
"Aku akan kembali ke dalam, dan jangan pernah mengikutiku lagi."
Saat kembali ke dalam café, Heechul langsung membuka kulkas dan
mengeluarkan sebotol soju dan langsung meminumnya hampir setengah, dia menutup
pintu kulkas dan berbalik lalu menemukan Eunhyuk yang kini menatapnya dengan
mata lebar.
"Hyung, apa yang terjadi?" tanya Eunhyuk, ia mencoba mengambil
botol soju dari tangan Heechul. "Hyung, berikan itu padaku."
"Siwon disini." Ucap Heechul, ia menolak menyerahkan minumannya.
"Aku mau pulang,"
"Hyung, apa yang dia lakukan padamu? Dia memukulimu lagi? Bicaralah
padaku, hyung!" Eunhyuk paniK sambil mengikuti Heechul berjalan ke loker
staff.
Heechul menolak untuk menjawab, dia membuka loker dengan paksa dan
menyambar tas merahnya. Melepas celemek dan membuangnya ke dalam loker. Heechul
langsung pergi tanpa mendengarkan Eunhyuk yang terus berteriak memanggilnya.
########################################################################
########################################################################
Malamnya, Heechul kembali mendatangi club favoritnya, MnD club. Dia menatap
kosong ke koktail hijau cerah, didepannya kini bersandar Leeteuk yang tengah
mengomelinya karena kebiasaan minumnya. Heechul bahkan tidak mendengaran satu
kata pun dari malaikat bartender itu. Pikirannya kini tengah berada jauh entah
dimana.
Hubungannya dengan Choi Siwon, boss dari tempat kerjanya, dia adalah sumber
utama kebiasaan minum Heechul. Ketika Heechul pertama kali mulai bekerja di
café tersebut beberapa tahun lalu, dia melihat Siwon sangat menarik dan tampan.
Mereka menjadi akrab dan akhirnya berkencan.
Heechul berpikir ini kesempatan yang baik, dia bisa berkencan dengan pria
baik dan tampan. Tapi selang beberapa bulan mereka menjalin hubungan, semua
berakhir dengan penyesalan yang menyakitkan. Siwon ternyata bukanlah orang yang
baik, dia pecandu alkohol dan temperamental. Heechul masih ingat, malam itu
saat Siwon pulang dalam keadaan mabuk, tiba-tiba Siwon memukulinya,
mendorongnya dan menginjak perutnya. Keesokannya Heechul berjalan pincang ke
tempat kerjanya karena kakinya yang memar.
Setelah itu Heechul meminta Siwon untuk mengakhiri hubungan mereka, mereka
pun bertengkar. Satu malam, Heechul pulang bekerja dan melangkah ke gang kecil
di belakang café untuk menghirup udara malam. Dan tanpa sepengetahuannya, Siwon
telah berada disana sambil memegang botol soju yang kosong. Heechul hendak
melarikan diri tapi dengan sigap Siwon menangkapnya, menyeretnya ke tempat sepi
dan gelap. Siwon kembali memukuli Heechul hingga pingsan. Dan saat Heechul
sadar, dia sudah telanjang, pinggangnya terasa sakit, memar dan darah menghiasi
kulit putih susu nya. Siwon meninggalkannya sendirian setelah dia puas memukuli
dan memakai tubuhnya.
"Bajingan." Heechul mengutuk Siwon, dia lalu menenggak sisa
minumannya.
"Kau tampak sedang ada masalah Heechul," tanya Leeteuk saat dia
tahu bahwa Heechul tak mendengar nasihatnya. "Ceritakan apa yang terjadi
kemarin malam dengan pria china yang kau temui di bar,"
"Pria china?" Heechul mengerutkan keningnya. "Ahh,dia…"
"Itu tidak seperti dirimu, kau tak pernah pulang dari bar dengan pria
manapun,"
"Dia itu lucu, dia juga tampan, dan aku sangat menyukai aksennya."
jelas Heechul. "Kami pergi ke hotel cinta, dan setelah itu aku hanya ingat
setengahnya saja,"
"Heechul!" bentak Leeteuk. "Kau tidak bisa mulai tidur
dengan orang-orang yang kau temui secara acak. Kebiasaan minum yang buruk.
Apakah aku harus mengasuhmu dan memastikan kau tidak dibunuh? Hah?"!"
"Dia pikir aku 'pria' semacam itu," Heechul tertawa. "Dia
meninggalkan uang 500.000 won di meja. Itu sangat lucu."
"Itu tidak lucu," bantah Leeteuk. "Dari cara kau berpakaian
kemarin wajar dia menganggapmu seperti itu."
"Aku ingin ke lantai dansa," Heechul cemberut kepada Leeteuk.
"Aku pusing mendengar celotehanmu Teuki-ah,"
"Heechul, ingat kau tidak boleh pergi dengan pria yang baru semalam
kau kenal," perintah Leeteuk
"Kau bukan umma ku," ejek Heechul. "Aku bebas pergi dengan
siapapun," Heechul mengerucutkan bibirnya
Heechul memutar kursinya, bangun dari duduknya dengan memegang koktail
hijaunya, dia hampir menjatuhkan minumannya ketika ia melihat wajah familiar
menatapnya dari seberang ruangan. Hangeng berdiri didekat pintu masuk club,
mengenakan celana panjang gelap dan kemeja biru muda. Dia tersenyum dan
melambaikan tangan.
"Apakah itu dia?" tanya Leeteuk dari belakang meja bartender.
"Aku akan menyuruhnya pergi."
"Jangan, kau hanya tinggal disini dan melayani minuman." Heechul
menolak. "Aku akan menanganinya, jangan khawatir aku tidak berencana untuk
tidur dengannya lagi,"
"Lebih baik kau mengatakan kalau kau bukan 'pria'semacam itu."
"Oke umma~…" Heechul memutar matanya dan berjalan kearah Hangeng
dan bertemu di dekat pintu.
"Aku berharap kau ada disini," Hangeng tersenyum hangat."Aku
khawatir ketika aku meninggalkanmu pagi itu. Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, tapi…,"
"Itu bagus," potong Hangeng, dia memegang lengan Heechul dan
membawanya ke sebuah meja di bar.
Heechul sedikit kaget saat tangan Hangeng mulai menjelajah di pahanya dan
mengarah ke selangkangannya. Heechul lalu memanggil pelayan untuk mengambilkan
mereka beberapa minuman.
Setelah minuman datang, Heechul lalu mengambilnya dan meminumnya dengan
satu tegukan. Hangeng terkesan dengan keterampilan minum Heechul.
"Butuh waktu untuk bisa seperti itu," Heechul kembali minum
dengan satu tegukan . "Aku bisa menghabiskan 1 botol sendiri."
"Benarkah?" tanya Hangeng tak percaya. "Aku tidak
percaya,"
"Kau ingin menantangku pria china?"
"Menurutmu?"
Heechul menyeringai, dia mengambil botol soju di meja dan mulai meneguknya
hingga habis. Hangeng kini tengah menempelkan bibirnya dileher Heechul,
memberikan sentuhan nyaman di tubuh Heechul. Sekali lagi, Heechul kehilangan
akal sehatnya karena sentuhan pria china yang menggoda.
"Kau ingin? Heenim~" bisik Hangeng di telinganya, Heechul gemetar
dan menutup matanya.
"Aku tidak bisa," bantah Heechul
"Apa kau sudah di sewa orang lain?"
"Tidak, itu hanya…" Heechul menghentikan perkataannya, Hangeng
menekan bagian depan celana jeansnya. "T-Teuki tidak akan menyukai hal
ini,"
"Siapa Teuki? Apakah dia boss mu?"
"Boss? Bukan… dia…." Heechul tergagap dan menggigit bibir
bawahnya karena Hangeng terus menekan miliknya.
"Apakah aku membuat kau dalam kesulitan kemarin? Apakah uang yang
kemarin kurang,?"
"Apakah kau datang kesini untuk mencari 'pria'yang bisa kau
sewa?"
"Jadi, apa berarti kita tak bisa melakukannya malam ini?" Hangeng
terdengar kecewa
"Maaf," Heechul menoleh ke arah Hangeng dan dia melihat cemberut
lucu di bibir tipis itu. "Ahh sial~…"
Heechul melirik ke arah meja bartender untuk melihat apakah Leeteuk
menatapnya. Dan ternyata bukan hanya menatap, Leeteuk kini tengah
memelototinya, Heechul kemudian berbisik ke telinga Hangeng.
"Temui aku di toilet dalam 5 menit,"
Heechul berjalan melewati meja bartender dan masuk kedalam toilet.
"Apa yang kau lakukan?" Heechul bertanya pada dirinya sendiri
sambil melihat cermin. "Katakan padanya untuk pergi."
Heechul mencengkram sisi wastafel, mengambil nafas dalam-dalam. Dia harus
mengakui bahwa ketika dia bersama Hangeng, depresi dan sakit hatinya berkurang.
Dia merasa terbang setiap Hangeng menyentuhnya.
"Jika dia pikir aku adalah 'pria' semacam itu, baiklah aku akan
menjadi seperti itu di hadapannya." Heechul mengatakannya dengan tegas di
cermin. "Aku akan bersenang-senang sedikit dan ketika sudah puas, aku
cukup meninggalkannya. Ditambah aku bisa dapat banyak uang darinya, lalu aku
takkan bekerja di tempat itu lagi, aku takkan bertemu dengan Siwon lagi."
"Apakah kau berbicara dengan seseorang?" suara lembut Hangeng
mengagetkannya. "Mengapa kau ingin kita bertemu di toilet?"
"Menurutmu?" Heechul memasang ekspresi menggoda. "Ayo kita
bersenang-senang pria china,"
Heechul menarik tangan Hangeng memasuki salah satu toilet dan menguncinya
dari dalam. Heechul menutup kloset dan menyuruh Hangeng duduk disana. Hangeng
menatapnya bingung, Heechul berlutut di lantai keramik yang menguning dan
meraih resleting Hangeng.
"Ohh…" Hangeng tersentak saat Heechul memegang miliknya dan
menekannya pelan.
"Ssstt…jangan berisik, nanti akan ada yang mendengarnya."Heechul
memasukkan milik Hangeng ke dalam mulutnya dan menghisapnya.
Hangeng mengerang dan meremas rambut Heechul. Heechul menutup matanya saat
mulutnya bekerja, ia mencoba untuk tidak berpikir terlalu banyak. Tindakan ini
sangat merendahkan, tapi anggap saja ini kesenangan sementara.
"Heenim~…" Hangeng menarik rambut Heechul. "Aku akan…."
Hangeng menekan kepala Heechul saat dia mencapai klimaks. Heechul lalu
menarik dirinya dan melihat Hangeng yang terengah-engah didepannya. Heechul
tertawa kecil dan berdiri.
"Aku akan membasuh tangan dan mulutku," Heechul membuka pintu dan
berjalan ke wastafel.
Hechul melihat ke cermin, mengamati bibir pinknya yang memerah dan bengkak
serta tetesan cairan Hangeng di mulut dan dagunya.
"Kau baik Heenim~ dan juga sexy tentunya." Hangeng berbisik di
telinganya dan memasukkan beberapa lembar uang di celana Heechul.
"Aku akan menemuimu lagi, Heenim"
"Oke, sampai jumpa pria china," Heechul membasuh mulutnya dan
mencuci tangannya.
Setelah mengeringkan tangannya dia merogoh saku celananya dan megeluarkan
beberapa lembar uang, sekitar 200.000 won, dia mengerutkan keningnya. Mengambil
uang Hangeng itu tidak baik.
"Kurasa kau tidak memberitahunya," suara Leeteuk mengagetkan
Heechul yang kini tengah buru-buru memasukkan uang yang dia pegang ke saku
celananya.
"Tidak, aku baru saja memberikan service kepada miliknya dan dia
memberiku 200.000 won," ucap Heechul dengan nada datar. "Aku tak tahu
apa yang salah denganku, dia membuatku berhenti berpikir, Teuki."
"Kau harus mengatakan kepadanya bahwa kau bukan 'pria' seperti itu,
kau bukan pelacur Heechul,"
"Teuki, bisakah kau menggunakan kata yang lebih baik," Heechul
cemberut. "Kau membuatku semakin frustasi dan malu,"
"Aku akan mengatakan kepadanya yang sebenarnya jika dia datang kembali
kesini," Leeteuk memperingatkan. "Aku tidak akan duduk dan menonton
kau merusak dirimu sendiri,"
"Aku akan mengurusnya. Aku berjanji untuk bertemu dengannya besok
disini. Aku akan mengatakannya besok."
#############################################################
#############################################################
TBC