Selasa, 12 April 2016

HANCHUL FF - MISTAKE & LOVE [chap 2]



Cast :
Kim Heechul

Hankyung

Choi Siwon

OC :
Park Jungsoo

Lee Hyukjae

Jungmo

Lee Donghae

Genre : YAOI/Romance-Drama/Violence/PG-18 (DON'T LIKE DON'T READ)

TYPO BERTEBARAN, BERSERAKAN, BERHAMBURAN, LALU BERTERBANGAN

Author : @HEEBONGIEE / DesiHouse
                                                                          
Inspiration : LadyVampAsia story

LET'S READ (?)

#############################################################


#############################################################


Ubin hitam putih kotak-kotak terpampang luas dibawah meja, dan dibawah kaki pelanggan café dan staff. Heechul menatap kosong lantai saat ia bersandar di dinding café. Rambut hitamnya dikuncir model buah apel, wajahnya tanpa make-up, ia mengenakan celemek putih yang telah bernoda dan celana jeans lusuh dengan kaos pink. Heechul mencoba melupakan apa yang terjadi dengannya malam itu.

"Heechul hyung!" panggilan tersebut membuat Heechul tersadar dari lamunannya.

"Ssssttt~" Heechul menyuruh rekan kerjanya untuk diam. Kepalanya terasa sakit saat mendengar teriakan tadi. "Jangan terlalu keras, Eunhyuk-ah. Kepalaku sakit mendengarnya,"

"Kau memang selalu memiliki sakit kepala hyung," Eunhyuk mengerutkan keningnya. "Bagaimana semalam? Kau pulang jam berapa hyung?"

"Aku sampai dirumah jam 5 pagi," jawab Heechul. Dia melirik lelah ke arah teman kerjanya. Eunhyuk adalah orang yang baik, lembut, santun, dan suka tertawa, tapi kadang ia menyebalkan, dia terlalu perduli dan khawatir kepada orang lain secara berlebihan.

"Jangan menatapku seperti itu, Eunhyuk," tegas Heechul. "Aku sudah tidur beberapa jam, jadi aku baik-baik saja."

"Hyung, kau tidak bisa terus minum-minum seperti itu." celoteh Eunhyuk. "Pertama, itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kedua, kau selalu terlihat pucat. Ketiga, jika hyung terus seperti ini maka hyung akan dipecat."

"Aku tidak akan dipecat," Heechul kembali melamun, pikirannya melayang kepada pemilik café tempat ia bekerja. "Kau tau mengapa…"

"Aku tahu," jawab Eunhyuk dengan napas panjang. "Aku hanya tidak mengerti kenapa hyung masih bekerja disini setelah apa yang dia lakukan terhadapmu hyung,"

"Dia membayar gajiku dengan baik, lagipula dia tak akan pernah mau memecatku," Heechul menghela nafas. "Aku butuh udara, Eunhyuk-ah bisa kau gantikan aku bekerja sebentar?"

"Tentu saja," Eunhyuk tersenyum. "Tapi jangan lama-lama hyung, aku harus mengantarkan minuman ini ke meja disebelah sana,"

"Oke, thanks," jawab Heechul singkat

Heechul keluar café dan pergi ke gang kecil dibelakang café. Dia bersandar pada dinding yang dingin dan mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Eunhyuk benar, ia harus berhenti dari pekerjaannya disini, tapi gaji disini terlalu sayang untuk ditinggalkan.

"Bukankah kau seharusnya bekerja, baby?" suara halus dan akrab ditelinga Heechul menyapanya, menyebabkan Heechul sedikit gemetar dan ingin segera pergi dari sana.

Pria tampan dengan rambut gelap bersandar pada dinding disebelah tempat sampah tak jauh dari Heechul berdiri saat ini. Dia tinggi dan memiliki bentuk tubuh yang bagus. Sambil menghisap rokok pria itu menyeringai kepada Heechul.

"Aku akan kembali ke dalam," Heechul berbalik untuk pergi, tapi tiba-tiba berhenti ketika tangan kekar menyambar lengannya dengan kuat.

"Apa kabarmu Heechul? Sudah beberapa minggu ini kita tak pernah bertemu dan berbicara,"

"Lepaskan tanganku, Siwon-ah," pinta Heechul dengan nada datar. "Aku harus kembali bekerja,"

"Kau dapat istirahat sebentar," ucap Siwon. "Aku takkan memecatmu,"

"Aku tahu kau tidak akan memecatku," jawab Heechul. "Aku tidak bisa berada disini, tidak denganmu."

"Dengarkan aku dulu, baby." Siwon mengeratkan pegangannya di lengan Heechul

"Siwon, lepaskan tanganku, sakit." Heechul meringis pelan karena Siwon memegang tangannya sangat kuat.

Siwon melepaskan lengan Heechul dan menatapnya dalam-dalam.

"Aku sudah bilang, aku tak bermaksud menyakitimu, Heechul-ah, aku sedang mabuk dan tanpa sadar aku memukulimu," jelas Siwon. "Maafkan aku, baby…aku…"

"Cukup." potong Heechul. "Aku pernah mendengar permintaan maaf seperti itu darimu, dan kau tetap menyakitiku setiap kau mabuk. Kau terlalu sering menyakitiku Siwon-ah, bahkan aku masih memiliki bekas luka akibat pukulanmu."

"Heechul, aku…"

"Aku akan kembali ke dalam, dan jangan pernah mengikutiku lagi."

Saat kembali ke dalam café, Heechul langsung membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol soju dan langsung meminumnya hampir setengah, dia menutup pintu kulkas dan berbalik lalu menemukan Eunhyuk yang kini menatapnya dengan mata lebar.

"Hyung, apa yang terjadi?" tanya Eunhyuk, ia mencoba mengambil botol soju dari tangan Heechul. "Hyung, berikan itu padaku."

"Siwon disini." Ucap Heechul, ia menolak menyerahkan minumannya. "Aku mau pulang,"

"Hyung, apa yang dia lakukan padamu? Dia memukulimu lagi? Bicaralah padaku, hyung!" Eunhyuk paniK sambil mengikuti Heechul berjalan ke loker staff.

Heechul menolak untuk menjawab, dia membuka loker dengan paksa dan menyambar tas merahnya. Melepas celemek dan membuangnya ke dalam loker. Heechul langsung pergi tanpa mendengarkan Eunhyuk yang terus berteriak memanggilnya.


########################################################################



########################################################################


Malamnya, Heechul kembali mendatangi club favoritnya, MnD club. Dia menatap kosong ke koktail hijau cerah, didepannya kini bersandar Leeteuk yang tengah mengomelinya karena kebiasaan minumnya. Heechul bahkan tidak mendengaran satu kata pun dari malaikat bartender itu. Pikirannya kini tengah berada jauh entah dimana.

Hubungannya dengan Choi Siwon, boss dari tempat kerjanya, dia adalah sumber utama kebiasaan minum Heechul. Ketika Heechul pertama kali mulai bekerja di café tersebut beberapa tahun lalu, dia melihat Siwon sangat menarik dan tampan. Mereka menjadi akrab dan akhirnya berkencan.

Heechul berpikir ini kesempatan yang baik, dia bisa berkencan dengan pria baik dan tampan. Tapi selang beberapa bulan mereka menjalin hubungan, semua berakhir dengan penyesalan yang menyakitkan. Siwon ternyata bukanlah orang yang baik, dia pecandu alkohol dan temperamental. Heechul masih ingat, malam itu saat Siwon pulang dalam keadaan mabuk, tiba-tiba Siwon memukulinya, mendorongnya dan menginjak perutnya. Keesokannya Heechul berjalan pincang ke tempat kerjanya karena kakinya yang memar.

Setelah itu Heechul meminta Siwon untuk mengakhiri hubungan mereka, mereka pun bertengkar. Satu malam, Heechul pulang bekerja dan melangkah ke gang kecil di belakang café untuk menghirup udara malam. Dan tanpa sepengetahuannya, Siwon telah berada disana sambil memegang botol soju yang kosong. Heechul hendak melarikan diri tapi dengan sigap Siwon menangkapnya, menyeretnya ke tempat sepi dan gelap. Siwon kembali memukuli Heechul hingga pingsan. Dan saat Heechul sadar, dia sudah telanjang, pinggangnya terasa sakit, memar dan darah menghiasi kulit putih susu nya. Siwon meninggalkannya sendirian setelah dia puas memukuli dan memakai tubuhnya.

"Bajingan." Heechul mengutuk Siwon, dia lalu menenggak sisa minumannya.

"Kau tampak sedang ada masalah Heechul," tanya Leeteuk saat dia tahu bahwa Heechul tak mendengar nasihatnya. "Ceritakan apa yang terjadi kemarin malam dengan pria china yang kau temui di bar,"

"Pria china?" Heechul mengerutkan keningnya. "Ahh,dia…"

"Itu tidak seperti dirimu, kau tak pernah pulang dari bar dengan pria manapun,"

"Dia itu lucu, dia juga tampan, dan aku sangat menyukai aksennya." jelas Heechul. "Kami pergi ke hotel cinta, dan setelah itu aku hanya ingat setengahnya saja,"

"Heechul!" bentak Leeteuk. "Kau tidak bisa mulai tidur dengan orang-orang yang kau temui secara acak. Kebiasaan minum yang buruk. Apakah aku harus mengasuhmu dan memastikan kau tidak dibunuh? Hah?"!"

"Dia pikir aku 'pria' semacam itu," Heechul tertawa. "Dia meninggalkan uang 500.000 won di meja. Itu sangat lucu."

"Itu tidak lucu," bantah Leeteuk. "Dari cara kau berpakaian kemarin wajar dia menganggapmu seperti itu."

"Aku ingin ke lantai dansa," Heechul cemberut kepada Leeteuk. "Aku pusing mendengar celotehanmu Teuki-ah,"

"Heechul, ingat kau tidak boleh pergi dengan pria yang baru semalam kau kenal," perintah Leeteuk

"Kau bukan umma ku," ejek Heechul. "Aku bebas pergi dengan siapapun," Heechul mengerucutkan bibirnya

Heechul memutar kursinya, bangun dari duduknya dengan memegang koktail hijaunya, dia hampir menjatuhkan minumannya ketika ia melihat wajah familiar menatapnya dari seberang ruangan. Hangeng berdiri didekat pintu masuk club, mengenakan celana panjang gelap dan kemeja biru muda. Dia tersenyum dan melambaikan tangan.

"Apakah itu dia?" tanya Leeteuk dari belakang meja bartender. "Aku akan menyuruhnya pergi."

"Jangan, kau hanya tinggal disini dan melayani minuman." Heechul menolak. "Aku akan menanganinya, jangan khawatir aku tidak berencana untuk tidur dengannya lagi,"

"Lebih baik kau mengatakan kalau kau bukan 'pria'semacam itu."

"Oke umma~…" Heechul memutar matanya dan berjalan kearah Hangeng dan bertemu di dekat pintu.

"Aku berharap kau ada disini," Hangeng tersenyum hangat."Aku khawatir ketika aku meninggalkanmu pagi itu. Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, tapi…,"

"Itu bagus," potong Hangeng, dia memegang lengan Heechul dan membawanya ke sebuah meja di bar.

Heechul sedikit kaget saat tangan Hangeng mulai menjelajah di pahanya dan mengarah ke selangkangannya. Heechul lalu memanggil pelayan untuk mengambilkan mereka beberapa minuman.

Setelah minuman datang, Heechul lalu mengambilnya dan meminumnya dengan satu tegukan. Hangeng terkesan dengan keterampilan minum Heechul.

"Butuh waktu untuk bisa seperti itu," Heechul kembali minum dengan satu tegukan . "Aku bisa menghabiskan 1 botol sendiri."

"Benarkah?" tanya Hangeng tak percaya. "Aku tidak percaya,"

"Kau ingin menantangku pria china?"

"Menurutmu?"

Heechul menyeringai, dia mengambil botol soju di meja dan mulai meneguknya hingga habis. Hangeng kini tengah menempelkan bibirnya dileher Heechul, memberikan sentuhan nyaman di tubuh Heechul. Sekali lagi, Heechul kehilangan akal sehatnya karena sentuhan pria china yang menggoda.

"Kau ingin? Heenim~" bisik Hangeng di telinganya, Heechul gemetar dan menutup matanya.

"Aku tidak bisa," bantah Heechul

"Apa kau sudah di sewa orang lain?"

"Tidak, itu hanya…" Heechul menghentikan perkataannya, Hangeng menekan bagian depan celana jeansnya. "T-Teuki tidak akan menyukai hal ini,"

"Siapa Teuki? Apakah dia boss mu?"

"Boss? Bukan… dia…." Heechul tergagap dan menggigit bibir bawahnya karena Hangeng terus menekan miliknya.

"Apakah aku membuat kau dalam kesulitan kemarin? Apakah uang yang kemarin kurang,?"

"Apakah kau datang kesini untuk mencari 'pria'yang bisa kau sewa?"

"Jadi, apa berarti kita tak bisa melakukannya malam ini?" Hangeng terdengar kecewa

"Maaf," Heechul menoleh ke arah Hangeng dan dia melihat cemberut lucu di bibir tipis itu. "Ahh sial~…"

Heechul melirik ke arah meja bartender untuk melihat apakah Leeteuk menatapnya. Dan ternyata bukan hanya menatap, Leeteuk kini tengah memelototinya, Heechul kemudian berbisik ke telinga Hangeng.

"Temui aku di toilet dalam 5 menit,"

Heechul berjalan melewati meja bartender dan masuk kedalam toilet.

"Apa yang kau lakukan?" Heechul bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat cermin. "Katakan padanya untuk pergi."

Heechul mencengkram sisi wastafel, mengambil nafas dalam-dalam. Dia harus mengakui bahwa ketika dia bersama Hangeng, depresi dan sakit hatinya berkurang. Dia merasa terbang setiap Hangeng menyentuhnya.

"Jika dia pikir aku adalah 'pria' semacam itu, baiklah aku akan menjadi seperti itu di hadapannya." Heechul mengatakannya dengan tegas di cermin. "Aku akan bersenang-senang sedikit dan ketika sudah puas, aku cukup meninggalkannya. Ditambah aku bisa dapat banyak uang darinya, lalu aku takkan bekerja di tempat itu lagi, aku takkan bertemu dengan Siwon lagi."

"Apakah kau berbicara dengan seseorang?" suara lembut Hangeng mengagetkannya. "Mengapa kau ingin kita bertemu di toilet?"

"Menurutmu?" Heechul memasang ekspresi menggoda. "Ayo kita bersenang-senang pria china,"

Heechul menarik tangan Hangeng memasuki salah satu toilet dan menguncinya dari dalam. Heechul menutup kloset dan menyuruh Hangeng duduk disana. Hangeng menatapnya bingung, Heechul berlutut di lantai keramik yang menguning dan meraih resleting Hangeng.

"Ohh…" Hangeng tersentak saat Heechul memegang miliknya dan menekannya pelan.

"Ssstt…jangan berisik, nanti akan ada yang mendengarnya."Heechul memasukkan milik Hangeng ke dalam mulutnya dan menghisapnya.

Hangeng mengerang dan meremas rambut Heechul. Heechul menutup matanya saat mulutnya bekerja, ia mencoba untuk tidak berpikir terlalu banyak. Tindakan ini sangat merendahkan, tapi anggap saja ini kesenangan sementara.

"Heenim~…" Hangeng menarik rambut Heechul. "Aku akan…."
Hangeng menekan kepala Heechul saat dia mencapai klimaks. Heechul lalu menarik dirinya dan melihat Hangeng yang terengah-engah didepannya. Heechul tertawa kecil dan berdiri.

"Aku akan membasuh tangan dan mulutku," Heechul membuka pintu dan berjalan ke wastafel.

Hechul melihat ke cermin, mengamati bibir pinknya yang memerah dan bengkak serta tetesan cairan Hangeng di mulut dan dagunya.

"Kau baik Heenim~ dan juga sexy tentunya." Hangeng berbisik di telinganya dan memasukkan beberapa lembar uang di celana Heechul.

"Aku akan menemuimu lagi, Heenim"

"Oke, sampai jumpa pria china," Heechul membasuh mulutnya dan mencuci tangannya.

Setelah mengeringkan tangannya dia merogoh saku celananya dan megeluarkan beberapa lembar uang, sekitar 200.000 won, dia mengerutkan keningnya. Mengambil uang Hangeng itu tidak baik.

"Kurasa kau tidak memberitahunya," suara Leeteuk mengagetkan Heechul yang kini tengah buru-buru memasukkan uang yang dia pegang ke saku celananya.

"Tidak, aku baru saja memberikan service kepada miliknya dan dia memberiku 200.000 won," ucap Heechul dengan nada datar. "Aku tak tahu apa yang salah denganku, dia membuatku berhenti berpikir, Teuki."

"Kau harus mengatakan kepadanya bahwa kau bukan 'pria' seperti itu, kau bukan pelacur Heechul,"

"Teuki, bisakah kau menggunakan kata yang lebih baik," Heechul cemberut. "Kau membuatku semakin frustasi dan malu,"

"Aku akan mengatakan kepadanya yang sebenarnya jika dia datang kembali kesini," Leeteuk memperingatkan. "Aku tidak akan duduk dan menonton kau merusak dirimu sendiri,"

"Aku akan mengurusnya. Aku berjanji untuk bertemu dengannya besok disini. Aku akan mengatakannya besok."


#############################################################




#############################################################

TBC


HANCHUL FF - MISTAKE & LOVE [chap 1]



Cast :
Kim Heechul

Hankyung

Choi Siwon

OC :
Park Jungsoo

Lee Hyukjae

Jungmo

Lee Donghae

Genre : YAOI/Romance-Drama/Violence/PG-18 (DON'T LIKE DON'T READ)

TYPO BERTEBARAN, BERSERAKAN, BERHAMBURAN, LALU BERTERBANGAN

Author : @HEEBONGIEE / DesiHouse
                                                                          
Inspiration : LadyVampAsia story

LET'S READ (?)

#############################################################


#############################################################


Botol minuman keras yang diletakkan sembarangan diatas meja akrilik hitam ditemani gelas-gelas yang sudah kosong, bau alcohol sangat terasa di sana, alunan music yang keras tak mengganggu seorang pria bermata besar seperti kucing yang kini tengah kembali meneguk segelas minuman, tatapannya kosong dan tidak bernyawa.

Dia kembali menuangkan minuman kegelasnya, jari-jari rampingnya memegang gelas dan membawanya ke bibirnya lalu meneguknya kembali hingga tak tersisa. Setiap tegukan terasa sangat menyiksa tenggorokannya, tapi dia terus kembali meminumnya.

Rasa sakit dihatinya tak sebanding dengan rasa sakit fisiknya. Duduk di bar dan menghabiskan sepanjang malam dengan bermabuk-mabukan sudah menjadi ritual baginya. Awalnya dia pergi dari satu bar ke bar lain, mencoba minuman alcohol lain dan berganti-ganti teman pria setiap harinya. Tapi sekarang dia menemukan bar yang nyaman untuk dia kunjungi setiap malamnya.

MnD club adalah sebuah bar kumuh dari luar dan terihat mewah di dalam. Dekorasi ruangan yang gelap dan elegan, dindingnya dicat warna biru, kursi-kursi berwarna silver yang tertata rapi ditemani meja akrilik hitam. Lampu Kristal yang menggantung dengan indah di langit-langit bar. Pelanggan club ini biasanya adalah pengusaha yang putus asa, pasangan muda, dan jiwa yang hilang, seperti dirinya, Kim Heechul.

Heechul menjentikkan jarinya, mengisyaratkan agar bartender memberinya 1 botol soju lagi. Dia baru saja menghabiskan 2 botol soju dan dia ingin minum 1 botol lagi. Bartender menatapnya waspada sebelum berbalik mengambil minumannya. Heechul hanya tersenyum sambil mengetukkan jarinya di meja bar.

Malam ini Heechul mengenakan pakaian favoritnya jika dia ingin minum di bar, celana pendek kulit berwarna hitam dengan stocking hitam jaring-jaring yang menutupi kaki indahnya, tidak lupa dia juga memakai heels berwarna hitam. Croptee pink sebagai atasan dan dia menguncir rambut hitamnya kebelakang, menunjukkan tengkuknya yang jenjang. Memakai sedikit eyeliner dimatanya dan lipgloss pink yang berkilauan di bibirnya. Sebenarnya, Heechul tidak biasa berdandan seperti ini, tapi menjadi orang lain kadang hal terbaik baginya.

"Apakah kau seharusnya berhenti minum, Heenim?" ucap bartender sambil meletakkan sebotol soju didepan Heechul, tertulis Leeteuk di nametag nya.

"Kau sudah melewati batas malam ini,"




"Aku tidak memiliki batas, kau tahu itu Teuki-ah," racau Heechul. "Jika aku berhenti minum, kau akan kehilangan keuntungan,"

"Jika kau tidak berhenti minum, kau akan kehilangan liver mu," balas Teuki, ia mengerutkan keningnya ketika ia melihat Heechul minum langsung dari botolnya. "Jika aku tidak salah, kau terlihat seperti ingin membunuh dirimu sendiri perlahan-lahan,"

"Tidak, itu bukan tujuanku," ucap Heechul meyakinkan. "Aku hanya ingin menghilangkan rasa sakit hatiku dengan minuman.

"Tidak, aku takkan membiarkanmu pingsan di bar, itu berbahaya." Bantah Leeteuk

Heechul mendesis mendengar bantahan Leeteuk.

"Lalu Heechul, apa kau sudah menemukan pria baru yang akan kau kencani malam ini?"

Heechul mengerucutkan bibirnya dan memberikan tatapan sinis ke Leeteuk yang langsung meninggalkannya menghampiri pelanggan lain. Heechul turun dari bangkunya dan berjalan terhuyung sambil mencari korban pertamanya malam ini. Jika dia menemukan pria yang bias diajaknya minum, maka ia takkan diceramahi lagi oleh Leeteuk.

"Siapa yang mudah kurayu disini?" Heechul melihat sekeliling bar dan berjalan sambil sesekali terjatuh dan menyenggol meja-meja pelanggan lain.

Heechul melewati lantai dansa dan berpapasan dengan pasangan-pasangan yang kini tengah berciuman mesra sambil menari. Heechul fokus melihat meja yang berada di pojok bar. Heechul tersenyum sendiri sambil berjalan terhuyung, sasarannya adalah seorang pria yang memakai kaos putih dilapisi rompi hitam dan celana jeans berwaran biru tua. Dia memiliki rambut hitam stylish dan memakai kacamata hitam, dia menatap dalam ke minumannya seolah sedang berpikir. Satu-satunya yang memesan minuman berwarna pink dengan payung kecil diatasnya entah dia perempuan atau mungkin dia gay. Setidaknya itulah yang diharapkan Heechul saat ini.

Heechul lalu langsung duduk disamping pria itu dan tersenyum manis. Pria itu menatapnya bingung, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Heechul menemukan keraguan yang membuatnya semakin penasaran dengan pria ini.



"Bagaimana kabarmu malam ini, sayang?" Heechul bertanya dengan suara manis.

"Apakah kau sendirian, sayang?"

"Apa?" Tanya pria itu dengan aksen yang sangat kental

"Apakah kau disini sendirian?" Heechul berbicara lebih keras. "Apa kau bisa berbahasa Korea?"

"Ya,"

"Ya apa? Ya kau disini sendirian atau Ya kau bisa berbahasa Korea,?"

"Keduanya."

"Aku pikir kau terlihat kesepian, sayang. Namaku Heenim, jika kau ingin aku melayanimu, aku akan mengenakan biaya," goda Heechul. "Bagaimana sayang?"

"Baik," balas pria itu dengan keyakinan. Dia lalu merapatkan duduknya disamping Heechul. "Dan namaku, HanGeng,"

"Hangeng," ulang Heechul dengan smirk diwajahnya. "Dilihat dari aksenmu, sepertinya kau bukan berasal dari Korea,"

"Aku dari Beijing. Aku sedang dipindahkan ke cabang di Seoul, dan aku tidak tahu banyak orang-orang disini, ini pertama kalinya aku keluar dari apartemenku," jelas Hangeng

"Uughh pria china yang malang," Heechul mengusap pipi pria itu dengan tangan putihnya. "Belikan aku minuman, dan aku akan menunjukkanmu hal yang baik,"

"Baiklah, apa yang kau ingin minum?"

"Apapun. Apa yang kau minum? Itu terlihat enak,"

"Aku tidak tahu," jawab Hangeng sambil mengangkat bahu. "Aku kesulitan membaca menu dan hanya menunjuk asal menu. Aku akan tanya bartender apa yang baiknya kita minum."

Saat Hangeng berjalan memesan minuman, Heechul menarik napas panjang. Dia tak tahu apakah pria china itu orang baik atau bukan, dia hanya ingin mendapatkan minuman gratis dan sedikit menggoda. Dia memperhatikan Hangeng yang berdiri di meja bartender. "Dia punya pantat yang indah," gumam Heechul sambil menjilat bibirnya.

"Ini, minuman merah muda, sepertinya sesuai dengan penampilanmu," ucap Hangeng yang kembali duduk disampingnya sambil memberikannya segelas minuman.

"Aku mungkin berpakaian seperti wanita, tapi aku ini pria, kau harus sadar itu pria china," goda Heechul dengan senyumannya

"Aku tahu," jawab Hangeng. "Minuman ini gratis, jadi jangan banyak mengeluh, cantik~"

"Walaupun minuman ini tidak gratis, aku akan tetap memintanya, karena kau aku layani maka kau harus membayar semuanya,"

"Aku mengerti itu," kedip Hangeng dan itu membuat Heechul merasa sedikit tidak nyaman

"Jadi, ceritakan tentang pekerjaanmu pria china," Tanya Heechul

"Aku bekerja dengan komputer sepanjang hari," jawab Hangeng sambil mengangkat bahu bosan. "Tidak ada yang menarik untuk aku jelaskan, pekerjaanmu jauh lebih menarik,"

Heechul menyeruput minumannya sedikit dan dia menggeram pelan setelah meminumnya. "Terlalu manis," gumamnya

"Rekan kerjaku mengatakan bahwa aku akan menemukan orang sepertimu jika aku mencari club yang tepat, sebenarnya aku tidak terlalu mengharapkan hal itu di malam pertama aku keluar," jelas Hangeng

"Seseorang sepertiku?" Heechul mengerucutkan keningnya. "Apa maksudnya itu?"

"Bukan apa-apa," Hangeng menggeleng pelan

"Aku tahu aku terkadang menakutkan," Heechul tertawa. "Tapi, anak kucing ini bisa jinak. Tenang saja~ jangan gugup. Mari kita berbicara lebih banyak lagi,"

"Baiklah," Hangeng mengiyakan. "Berapa lama kau bekerja disini?"

"Hmm, sekitar 3 tahunan~ ini bukan pekerjaan berkelas, tapi pekerjaan ini sanggup membiayai hidupku dan Heebum,"

"Heebum?"

"Kucingku." Heechul mengeluarkan dompetnya dan mengambil selembar foto. "Aku punya potret dirinya di dompetku. Apa kau suka kucing, pria china?"

"Aku lebih suka anjing," Hangeng mengamati foto kucing abu-abu dengan mata yang besar, "Tapi dia terlihat lucu,"

"Heebum cantik, sama seperti pemiliknya,"

"Kau sangat cantik Heechul," puji Hangeng. "Jadi kemana kau ingin kita pergi hmm?" Hangeng berbisik di telinga Heechul dan itu membuat Heechul bergidik.

"P..Pergi?"

"Apakah aku akan mendapatkan kamar atau kau sudah memesan satu?" tanya Hangeng sambil tangannya mengelus paha Heechul

"Kamar?" Heechul memejamkan matanya saat dia merasakan ada bibir yang menempel di lehernya dan menghisapnya pelan.

Ini adalah pengalaman baru baginya. Biasanya dia hanya bermain mata, senyum nakal dan menari sedikit di lantai dansa. Heechul sangat berhati-hati agar orang yang dia rayu tidak menyentuhnya lebih jauh.

Heechul membuka matanya perlahan, cahaya lampu Kristal yang tergantung di langit-langit terpantul lembut, bibir Hangeng yang terasa hangat di kulit lehernya, tangan Hangeng yang terus membuatnya terlena. Heechul belum pernah melakukan hubungan seks untuk waktu yang lama. Baginya, itu hanya akan kembali mengingatkannya akan kenangan yang menyakitkan.

Tangan di paha Heechul kini menuju ke selangkangannya dan bibirnya semakin berani membuat tanda kemerahan di leher putihnya. Tubuh Heechul terlalu berat untuk digerakkan, pikirannya kabur efek dari terlalu banyak minum. Sentuhan Hangeng terasa hangat dan nyaman, suara lembutnya juga terdengar indah ditelinga Heechul.

Sebelum dia memahami apa yang sedang terjadi, dirinya kini dibimbing keluar melewati lantai dansa dan meja bartender. Heechul melihat sekilas Leeteuk menyiratkan ekspresi setuju. Ini adalah pertama kalinya Heechul meninggalkan bar dengan seseorang.

Heechul mengangkat tangannya yang bebas dan melambai ke Leeteuk dengan senyum mabuk. Heechul tertawa dan memeluk Hangeng, lalu dia terjatuh di depan bar dan duduk di trotoar. Hangeng mengangkat tangannya untuk menghentikan taksi. Hangeng membuka pintu taxi dan membimbing Heechul untuk masuk kedalam taxi.

"Kemana tuan?" sopir taxi bertanya dan Hangeng tergagap saat ia mencoba untuk menjawab, kurangnya pengetahuan tentang Korea membuat hal ini menjadi sulit.

"Kami membutuhkan hotel," Hangeng berhasil menjawab. "Tempat yang bagus tapi tidak terlalu mahal,"

"Aku tahu tempat yang baik tuan," jawab sopir dengan tersenyum. "Ini tidak jauh,"

Hangeng memeluk pinggang Heechul. Itu sulit bagi Heechul untuk memahami apa yang terjadi. Hangeng membawanya ke sebuah hotel, dimana dia akan melakukan hubungan seks. Dan untuk beberapa alasan, Heechul tidak perduli. Mungkin ini sedikit menyenangkan dan mungkin itu yang dia butuhkan saat ini.

Sopir taxi menurunkan mereka tepat di depan hotel dengan lampu merah neon yang berkedip-kedip diluarnya. Heechul menahan tawa saat dia dituntun masuk ke dalam lobby oleh Hangeng. Hangeng terlihat bingung dengan system check in di hotel ini yang menggunakan layar sentuh untuk memilih kamar mana yang diinginkan. Heechul mendorong Hangeng pelan, dan dia yang memilih kamar mana yang akan ditempati mereka.

"50.000 won." Suara mesin berceloteh

"Uang!" titah Heechul. Dia memegang tangan Hangeng dan menuntunnya ke mesin. "Taruh uangnya disini,"

"Baiklah…." Hangeng mengambil uang di dalam dompetnya dan menaruhnya di dalam mesin. Dan keluar kunci kamar dari mesin tersebut.

Kini giliran Heechul yang menarik Hangeng menyusuri lorong hotel untuk mencari kamar mereka. Setelah menemukannya, Heechul menggunakan kunci untuk membukanya.

"Apa jenis hotel ini?" tanya Hangeng saat mereka sudah masuk kedalam kamar dan menyalakan lampu.

Kamar itu dihiasi dengan lampu kristal kecil berwarna merah yang menggantung dilangit-langit. Ada kamar mandi kecil disebelah kanan pintu masuk dan jendela kecil. Ranjang yang terbungkus sutra merah dan gundukan bantal yang berwarna serupa. Heechul melemparkan kunci kamar di meja kecil samping ranjang dan melompat ke ranjang dengan senyum cerah.

"Ini hotel cinta," racau Heechul. Heechul melengkungkan tubuhnya ke belakang, meluruskan otot-ototnya yang dirasa tegang.

"Apa itu hotel cinta?" tanya Hangeng, suaranya terdengar seperti desahan yang samar saat dia melihat tubuh indah Heechul.

"Ini tempat dimana orang akan berhubungan seks," jelas Heechul dengan smirknya. "Jadi, kau akan berdiri disana dan menatapku sepanjang malam, atau kita akan menggunakan kamar ini dengan benar?"

Heechul tertawa sambil mencoba duduk di ranjang. Dia mencopot heelsnya dan membuka croptee pinknya. Kini dia setengah telanjang. Hangeng tak berkedip melihat kulit Heechul.

"Jadi, kau tidak ingin?"

"Tidak, aku akan melakukannya," Hangeng mencopot sepatu dan kaos kakinya. Dia juga melepas rompi dan kaos putihnya.

"Pelan-pelan pria china~ aku akan membantumu melepaskannya," ucap Heechul ketika Hangeng ingin membuka celana panjangnya.

Hechul beranjak dari tempat tidur dan mulai membuka celana Hangeng, menurunkan celananya pelan-pelan dan melemparkannya ke sembarang arah. Heechul mulai menurunkan boxer biru dan menempelkan bibirnya di milik Hangeng. Hangeng terkesiap dan mendesah tertahan.

Hangeng memegang bahu Heechul dan mendorongnya jatuh ke ranjang. Bibir Hangeng kini menciumi leher Heechul dan tangannya menjelajahi seluruh tubuhnya. Heechul hanya terbaring diam, dia lelah, tubuhnya terasa berat dan dia bisa merasakan dirinya kehilangan control.

Heechul memeluk Hangeng dan mengusap punggung kecoklatan milik pria china itu, tangannya gemetar saat dia merasa celana pendek dan celana dalamnya dipelorotkan dan jatuh tepat dilantai. Sebuah erangan keluar dari mulut Heechul saat tangan hangat menekan miliknya dan mengirimkan sejuta kenikmatan pada tubuhnya.

Hangeng mencengkram pinggul Heechul, dan hanya butuh beberapa saat Heechul terkesiap dan mengerang tertahan. Dia merasa Hangeng memasuki dirinya dengan tiba-tiba. Hangeng membalik tubuhnya dan menciumi punggung putih Heechul. Heechul menutup matanya menahan sakit dan membungkam mulutnya sendiri dengan bantal. Pada titik ini dia merasa milik Hangeng memenuhi dirinya, dan itu membuatnya ingin berteriak kesakitan, tapi disatu sisi otaknya berkata lain, tubuhnya merasa nyaman, otaknya ingin Heechul meminta lebih dan lebih.

"Kau baik-baik saja Heechul?" tanya Hangeng, napasnya kini terdengar berat dan panas di leher Heechul

"Aku baik-baik saja pria cina, teruskan~ tunjukkan apa yang kau bisa lakukan untukku,"

Hangeng semakin kuat mencengkram pinggul Heechul. Heechul mengerang keras dan melengkungkan tubuhnya. Hangeng mencium tengkuknya dan menarik diri keluar dari tubuh Heechul lalu membalikkan Heechul menjadi terlentang.

Hangeng menggeser kaki jenjang Heechul dan dia merasa Hangeng perlahan kembali memasuki dirinya. Pelan-pelan Hangeng melakukannya, dia tak ingin menyakiti Heechul, dia mencium lembut bibir Heechul dan membuat jantung Heechul bergetar oleh sentuhan Hangeng yang penuh kasih sayang. Hangeng adalah orang yang lembut, itulah sebabnya Heechul merasa nyaman dengan apa yang mereka lakukan sekarang.

Hangeng merasakan tangan Heechul membelai pipinya. Hanya dengan berbaring dibawah Heechul merasakan sebuah perasaan yang tak menentu. Meskipun sulit bagi Heechul untuk mengakui bahwa dia kesepian.

Heechul menjerit saat Hangeng tepat mengenai sudut sempurna dalam dirinya. Dia mencengkram seprai sutra untuk pelampiasan kenikmatannya. Heechul menutup matanya dan mengerang kembali saat ia merasa Hangeng klimaks di dalam tubuhnya, dan disusul oleh lengkungan tubuh Heechul menandakan dia juga sampai di klimaks.

Heechul membiarkan dirinya mengalah dan memejamkan mata untuk tertidur. Hangeng mengecup bibirnya lembut dan mengucapkan kata-kata manis sebagai pengantar tidur.




Beberapa jam kemudian Heechul terbangun. Kepalanya sangat pusing dan perutnya mual. Seseorang mengetuk keras pintu kamar dan berteriak kepadanya untuk segera meninggalkan kamarnya.

"IYA AKU AKAN PERGI!" teriak Heechul membuat orang itu berhenti mengetuk pintu.

Kamarnya penuh dengan bau seks, punggungnya sakit dan Heechul tak melihat Hangeng dikamar. Saat hendak ingin berpakaian mata Hechul melihat uang yang berada di meja. Setelah berpakaian Heechul mengambil uang yang ada di meja dan menghitungnya. Sekitar lebih dari 500.000 won, dan dia menemukan catatan kecil di antara lembaran uang.

"Maaf aku tidak tahu berapa biaya kau semalam, jadi aku meninggalkan semua uangku disana. Aku harap kau pulang kerumah dengan selamat. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu, atau jika tarifmu kurang nomorku ada dibawah,"

Heechul terus membacanya sampai bawah.

"Maaf sekali lagi, aku tidak pernah menyewa 'pria' sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya bagiku."

Hati Heechul merasa sakit saat membacanya. Ia tak berkedip menatap uang yang ada ditangannya.

"Dia pikir aku 'pria' semacam itu…" Heechul merasa kakinya lemas dan dia tak sanggup untuk berdiri, dia memilih menyandarkan tubuhnya di dinding. "Sial, dia pikir aku 'pria' seperti itu,"


#############################################################




#############################################################

TBC